Alasan Mengapa TikTok Menjadi Aplikasi Penurun IQ
Pernyataan bahwa TikTok adalah "aplikasi penurunan IQ" adalah klaim yang sering digunakan secara provokatif atau satir. Tapi kalau dibahas secara menyeluruh dari sisi psikologis, neurologis, dan budaya digital, ada beberapa alasan kenapa TikTok bisa memberi dampak negatif pada kapasitas kognitif seseorang jika digunakan secara berlebihan dan tidak kritis. Mari kita bahas berdasarkan pendekatan ilmiah dan perilaku:
1. Durasi Konten yang Pendek & Efek Dopamin
TikTok dirancang untuk menyajikan video pendek (15 detik - 3 menit) yang langsung menarik perhatian.
Konten cepat ini memberikan ledakan dopamin terus-menerus, membuat otak terbiasa pada instant gratification. Akibatnya
Rentang perhatian menurun (attention span), sulit menikmati aktivitas yang memerlukan fokus panjang, seperti membaca buku, belajar, atau mendalami topik kompleks. Ini mirip efek candu digital, seperti yang ditemukan pada studi neuroplasticity otak manusia.
2. Algoritma yang Mendorong Konsumsi Pasif & Konten Dangkal
Algoritma TikTok sangat kuat dalam menyesuaikan konten dengan preferensi pengguna. Sayangnya, banyak konten yang disukai bersifa hiburan ringan, tidak mendidik, sensasional, overdrama, atau clickbait.
Kurang merangsang logika atau refleksi mendalam Ini mendorong budaya konsumsi konten pasif, bukan aktif atau kritis. Jika kebiasaan ini berlangsung lama, pengguna jadi kurang berpikir kritis, mudah percaya hoaks, dan Tidak terbiasa berpikir sistematis
3. Kebisingan Kognitif (Cognitive Overload)
Skrol tanpa henti (infinite scroll) menciptakan banjir informasi.
Otak dipaksa memproses ratusan konten berbeda dalam waktu singkat yang menciptakan Overstimulasi sensorik, kebingungan kognitif, dan sulit menyaring informasi penting dari yang tidak penting
4. Mengikis Kemampuan Refleksi & Pemahaman Mendalam
Proses pembelajaran yang sehat melibatkan:
-Refleksi
-Pemahaman konteks
-Sintesis informasi
TikTok mendorong pola pikir surface-level dan cepat lupa.
Konten edukatif pun sering disederhanakan berlebihan, hingga kehilangan akurasi atau konteks.
5. Ketergantungan & Penurunan Disiplin Diri
Efek adiktif TikTok membuat banyak orang:
-Sulit berhenti
-Menunda tugas penting
-Kehilangan kontrol waktu
Studi psikologi menunjukkan bahwa impulsivity dan procrastination yang tinggi berkorelasi dengan penurunan kemampuan eksekutif otak (bagian yang mengelola perencanaan, penalaran, dan memori kerja).
6. Efek Sosial: Budaya Viral dan Anti-Intelektualisme
Tren TikTok sering mendorong Tantangan berbahaya, budaya viral tanpa nilai edukatif, dan norma populer yang anti-intelektual atau anti-sains. Jika remaja atau pengguna muda menjadikan ini sebagai tolok ukur sosial, maka kualitas wacana publik juga ikut turun.
TikTok tidak otomatis menurunkan IQ. Dampaknya sangat tergantung:
-Bagaimana kamu menggunakannya
-Apakah kamu selektif dan sadar dalam memilih konten
-Seberapa sering kamu mengkonsumsi konten cepat vs belajar mendalam.
TikTok juga bisa jadi sumber pengetahuan kalau digunakan bijak: banyak kreator yang berbagi sains, sejarah, filsafat, dan edukasi populer.
Komentar
Posting Komentar